Fasha Sematkan Pin Kepada Syamsir Naim.
JAMBI – Peran penting Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) dalam pembangunan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pasalnya, melalui Baznas lah bantuan yang berasal dari zakat warga yang mampu disalurkan ke warga yang membutuhkan.
Di kota Jambi, Baznas didorong memainkan peranan penting itu agar terus ditingkatkan setiap tahunnya. Terlebih di masa pandemi covid-19 ini.
Mengingat pentingnya peran lembaga zakat itu, Wali Kota Jambi Sy Fasha melantik dan mengukuhkan pengurus Baznas kota Jambi periode 2020-2025.
Syamsir Naim dipercaya memimpin lembaga yang menghimpun zakat masyarakat kota Jambi. Ia dilantik bersama 4 wakil ketua lainnya di Mako Damkar kota Jambi, Selasa (1/12/2020) siang.
“Saya atas nama pemerintah kota Jambi mengucapkan selamat dan sukses atas dikukuhkannya pengurus Baznas kota Jambi masa bakti tahun 2020 tahun 2025 yang baru saja kita saksikan dan kita ikuti.”
“Harapan kita semua tidak hanya harapan yang ada di sini, tetapi seluruh warga Kota Jambi. Khususnya umat muslim menaruh harapan besar kepada bapak-bapak semua selaku pengurus,” tegas Fasha.
Fasha mengingatkan, Baznas adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh undang-undang. Begitu pentingnya peran Baznas menjadi alasan pembentukannya melalui undang-undang.
Diketahui, Baznas dibentuk lewat Undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang bagaimana pengelolaan zakat. Kemudian oleh PP nomor 14 tahun 2014 terkait dengan zakat.
“Berarti zakat ini adalah sesuatu yang dianggap sangat penting. Kenapa undang-undangnya keluar tahun 2011, padahal republik ini berdiri dari tahun 45. Selama ini zakat mungkin belum dianggap suatu penopang pondasi untuk ekonomi maupun membangun bangsa ini.”
“Tetapi para pemimpin-pemimpin kita berpikir membangun bangsa ini tidak bisa hanya mengandalkan dana APBN, tidak bisa mengandalkan pajak saja, tidak bisa menggunakan APBD. Karena apa, karena dana yang terbesar itu ada dengan masyarakat.”
“Sumber daya manusia yang terbesar dengan masyarakat. Tinggal bagaimana kita menyentuh masyarakat untuk menunaikan kewajibannya,” ujar Fasha.
Fasha sedikit cerita bagaimana Ia mengelola baznas kota Jambi dengan baik dan maksimal. Dijelaskannya, perhatian Ia tunjukkan sejak awal menjabat Wali Kota tahun 2014 lalu.
Saat itu, kata Fasha bentuk perhatian pemerintah sangat minim, dimana zakat tidak dikelola dengan baik, tidak disupport dengan baik dan benar.
“Kemudian saya support Baznas. Saya katakan kepada pimpinan-pimpinan Baznas terdahulu, bapak-bapak Saya tunjuk sebagai pimpinan Baznas ada harapan besar yang kami inginkan. Dengan bapak-bapak semua bagaimana menghimbau masyarakat yang tadinya cuek, apatis dengan zakat untuk bisa menjalankan zakat.”
“Gunakan tangan saya, gunakan pena saya kalau memang diperlukan untuk memaksa umat muslim berzakat. Kalau tidak berdosa. Zakat itu kewajiban sama wajibnya dengan shalat. Ada 2 hal yang wajib dilakukan dalam Al Quran, tegakkan salat dan tunaikan zakat,” jelas Fasha.
Selain itu, Fasha meminta pengurus Baznas kota Jambi memberikan pemahaman kepada warga terkait arti dan maksud dari zakat, amil dan sedakah.
Sehingga, warga mengerti dan tahu apa yang akan disalurkannya. Dengan pemahaman ini, diharapkan dana masyarakat yang dihimpun bisa meningkat setiap tahunnya.
“Selamat kepada pengurus Baznas kota Jambi yang dilantik, demoga dapat memberikan yang terbaik dan ini menjadi tiket kita ke surga,” harap Fasha.
Sebelumnya, ketua seleksi penerimaan pengurus Baznas kota Jambi, Kakanwil Kemenag Kota Jambi H Rusli Adam mengatakan Baznas sangat aktif dalam membantu pemkot Jambi.
“Alhamdulillah bahwa selama ini Baznas kota Jambi aktif memperhatikan dalam rangka yaitu LAB layanan aktif Basnas kota Jambi. Alhamdulillah begitu cepat dan begitu tanggap terhadap pelayanan-pelayanan yang sangat dirasakan oleh masyarakat.”
“Terutama menyangkut masalah pandemi covid-19 ini. Kami di lapangan banyak sekali mendapat ungkapan terima kasih dari masyarakat bahwa peran aktif Baznas kota Jambi ini untuk membantu masyarakat, terutama anak-anak yang sekolah-sekolah yang ada di Madrasah sangat terbantukan.”
“Terutama menyangkut masalah kegiatan keagamaan juga dirasakan oleh masyarakat. Dan kami juga ingin menyarankan barangkali ke depan untuk diperluas lagi jangkauannya, bagaimana kita untuk memberikan beasiswa kepada pondok-pondok pesantren yang ada,” ujar H Rusli Adam.